Scroll untuk baca artikel
Politik

Dilema Pertambangan Timah dalam Mempertahankan Keuntungan Ekonomi tanpa Mengorbankan Kelestarian Alam

53
×

Dilema Pertambangan Timah dalam Mempertahankan Keuntungan Ekonomi tanpa Mengorbankan Kelestarian Alam

Sebarkan artikel ini
IMG 20241017 112137
Foto: Masruro Dwi Nur Rohma.

Oleh Masruro Dwi Nur Rohma

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung

Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah penghasil timah terbesar di Indonesia sehingga menjadi salah satu industri yang memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikan. Meskipun pertambangan di wilayah ini memberikan keuntungan ekonomi, sering kali muncul tantangan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pertanyaannya adalah bagaimana cara menyeimbangkan antara keuntungan ekonomi dan upaya perlindungan alam.

Keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan pelestarian lingkungan menjadi isu krusial. Di sinilah etika pertambangan memiliki peran penting dalam menjamin keberlanjutan jangka panjang bagi masyarakat serta ekosistem yang terdampak, dengan memastikan bahwa praktik-praktik penamabangan dilakukan secara bertanggungjawab. Tanpa penerapan etika yang tepat dan ketat, aktivitas penambangan berpontesi menyebabkan keruskkan lingkungan alam, mengorbankan kualitas hidup masyarakat lokal, serta dapat menggangu keseimbangan ekosistem bagai kehidupan generasi di masa depan.

Etika pertambangan menuntut para pelaku industri untuk tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga bertanggung jawab atas dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas mereka. Sayangnya, banyak praktik di Bangka Belitung yang mengabaikan prinsip-prinsip ini. Kerusakan lingkungan akibat penambangan yang tidak terkendali telah menyebabkan hilangnya habitat, erosi tanah, pencemaran air, dan menurunkan kualitas hidup masyarakat lokal yang bergantung pada alam.

Dalam etika, perusahaan tambang seharusnya berkomitmen untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Salah satu prinsip dasar etika pertambangan adalah keadilan, yaitu memastikan bahwa keuntungan ekonomi dari tambang tidak diperoleh dengan mengorbankan masyarakat lokal atau merusak alam secara permanen. Artinya, perusahaan harus transparan, bertanggung jawab, dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan tambang di daerah mereka.

Etika juga menuntut perusahaan tambang untuk menerapkan prinsip kehati-hatian, yaitu mematuhi regulasi lingkungan dan menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Penambangan tanpa memulihkan lahan pasca tambang, misalnya, melanggar prinsip etis ini. Pemulihan lahan seharusnya menjadi kewajiban moral, bukan hanya tuntutan regulasi, agar lahan yang telah dieksploitasi bisa kembali mendukung kehidupan ekologis dan ekonomi masyarakat.

Peran pemerintah juga berperan penting, pemerintah daerah harus berkomitmen menegakkan aturan yang melindungi lingkungan dan masyarakat, serta memastikan perusahaan tambang mematuhi standar etika. Namun, lemahnya penegakan hukum dan kurangnya transparansi sering membuat perusahaan tambang bebas mengabaikan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Utnuk mengatasi konflik anatar keuntungan ekonomi dan pelestarian lingkungan, dibutuhkannya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan tambang, akademisi, dan masyarakat lokal. Dengan memadukan semua pendekatan yang ada, kepentingan semua pihak dapat teratasi dan menciptakan keseimbangan yang adil.

Tidak hanya kepada pelaku industri keterlibatan masyarakat lokal juga berperan penting dalam etika pertambangan demi kelestarian lingkungan. Program edukasi masyarakat dalam memahami dampak pertambangan serta dilibatkan dalam upaya konservasi dapat memberikan soslusi, sehingga bisa memperkuat kontrol secara sosial terhadap praktik tambang yang dilakukan secara tidak etis. Masyarakat yang terdampak harus diberi kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan, baik di tahap perencanaan, operasional, maupun pemulihan lahan pasca tambang. Etika pertambangan menegaskan bahwa hak-hak masyarakat setempat tidak boleh diabaikan, dan mereka harus mendapat manfaat yang adil dari aktivitas ekonomi di wilayah mereka.

Dalam jangka panjang, penerapan etika pertambangan bisa menjadi solusi untuk mengatasi dilema antara keuntungan ekonomi dan kelestarian lingkungan di Bangka Belitung. Praktik yang etis tidak hanya menjaga keberlanjutan ekosistem, tapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap industri pertambangan. Pentingnya untuk membangun model pertambangan yang berkelanjutan, tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Ketika pelaku industri menunjukkan komitmen untuk melindungi lingkungan dan masyarakat lokal, manfaat ekonomi yang dihasilkan akan lebih berkelanjutan.. Masa depan Bangka Belitung terletak pada kemampuan kita untuk memanfatkan sumber daya alam dengan bijaksana, tanpa mengorbankan generasi mendatang.

 

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas