BANGKA BARAT. INTRIK. ID – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu dari 17 Provinsi diproyeksikan menjadi lumbung pangan nasional, khususnya beras.
kabupaten Bangka selatan merupakan
titik kawasan pengembangan lumbung pangan nasional (food estate) mempunyai konsep pertanian, peternakan dan hortikultura.
Bentuk tindak lanjut Food Estate, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung telah menyiapkan lahan seluas 30.000 hektar untuk pencetakan sawah baru sejak 2014. Dimana tujuan Food Estate
mengurangi ketergantungan pasokkan beras dari pulau Jawa dan Sumatera.
Program bantuan pencetakan sawah tahun 2014 seluas 2.500 ha, tahun 2015 seluas 2.495 ha, tahun 2016 seluas 7.130 ha, di tahun 2017 seluas 4.200 ha.
Melaui dinas terkait Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan menata kembali persawahan yang sudah dicetak, dengan membangun dan memperbaiki irigasi agar hasil panen petani maksimal.
Hasil pengamatan beberapa pemerhati
ketahanan pangan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selain masalah irigasi,
Sumber Daya Manusia ( SDM ) terampil
mengelola persawahan masih belum banyak. Pemerintah sebenarnya telah berupaya mengantisipasi keterbatasan SDM dimaksud, seperti didirikannya SMK Negeri 1 Kelapa, Bangka barat.
SMK negeri 1 kelapa memiliki Program Study Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman dan memiliki dua kompetensi keahlian yakni Agribisnis Tanaman Perkebunan, Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura. Untuk menunjang output kompetensi setiap tahun SMK Negeri 1 Kelapa bekerja sama dengan pihak Dunia Usaha dan Dunia Industri, melibatkan peserta didik secara langsung terjun ke Dunia Usaha Dunia Industri melalui program Praktik Kerja Lapangan ( PKL ).
Tidak hanya itu, SMK Negeri 1 Kelapa sedang merintis program sekolah Starp up ATPH ( Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura ) konsepnya hampir sama dengan kegiatan ekstrakurikuler. perbedaannya kalau ekstrakurikuler biasa diikuti peserta didik semua program keahlian, Starp up ATPH hanya diikuti peserta didik khusus kompetensi keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Bentuk kegiatan Starp up ATPH praktek langsung di sekolah melibatkan peserta didik dan guru. Mereka dipersilahkan
memilih jenis komoditi memiliki nilai ekonomi tinggi misalnya jagung, semangka, cabe, padi untuk dibudidaya. Proses kegiatan Starp up ATPH diluar jam pelajaran
Diharapakan kegiatan Starp up ATPH peserta didik mampu menghasilkan satu komoditi khas khususnya komoditi pangan dan hortikultura. Starp up ATPH juga melibatkan petani bertujuan berbagi keterampilan bagi peserta didik.
Pada kesempatan kegiatan Starp up ATPH kali ini, seorang petani dari salah satu kelompok tani mempunyai keterampilan pengelolaan persawahan ikut dilibatkan. Diharapkan antara petani dan peserta didik bisa berbagi ilmu.
Oleh : Pitriana, S.P
Guru Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura SMK Negeri 1 Kelapa, Bangka Barat.