BANGKA. BELITUNG. INTRIK.ID – Ventilator yaitu sebuah alat kesehatan berupa mesin untuk membantu pernafasan. Alat ini dibutuhkan pasien yang tidak dapat bernafas sempurna, baik karena penyakit atau cedera parah.
Ventilator harganya cukup fantastis diprediksi mulai dari RP. 200.000.000 hingga RP. 700.000.000/ satu unit tergantung merk. Mengingat pentingnya alat kesehatan ini, bagi rumah sakit menjadi sarana penting. Namun apa yang terjadi jika ventilator dimaksud hilang. Kalau memang itu terjadi muncul pertanyaan bagaimana sistem pengamanannya?
Seperti dialami Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Ir. Soekarno Provinsi Babel. Dikabarkan puluhan unit Ventilator diduga hilang, menurut nara sumber INTRIK.ID Ventilator hilang berawal dari tim teknisi dari salah satu penyedia ingin melakukan servis. Namun begitu tim teknis mau menjalankan tugasnya mesin ventilator sudah tidak ada.
“Awal mula diketahui ventilator hilang saat tim teknisi dari salah satu perusahaan sebagai penyedia barang ingin melakukan servis rutin, Akan tetapi alat dimaksud tidak ada. Nah dari kejadian ini diketahui kurang lebih 24 unit Ventilator tidak ada ditempat. kata Narasumber, Minggu ( 20/4/2025) malam.
Narasumber juga menyampaikan ventilator didapat RSUD Soekarno Babel dari berbagai sumber. Salah satu dari bantuan Bandan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) tahun 2022 pada saat covid 19.
“RSUD Soekarno Babel mendapatkan ventilator itu dari berbagai sumber yakni pengadaan, bantuan Kemenkes, hibah BNPB . Nah kalau hibah BNPB ini sebanyak 7 unit, merk Phillips Respironics V60 sebanyak 5 unit harga satu unit RP. 255.222.601 total RP. 1.276.113. 005. sedangkan 2 unit lagi merk Puritan Bennet 980 harga satu unit RP. 876.000.000 dengan total RP. 1.752.000.000 saya tidak tau apa dari 24 unit Ventilator hilang itu termasuk bantuan BNPB ini,” jelas Narasumber.
Tidak hanya sampai disitu narasumber juga menyampaikan bahwa bukan hanya ventilator saja yang hilang. Dikabarkan Defibrilator bantuan BNPB tahun 2022 juga mengalami nasib serupa bersama ventilator.
“Bersama dengan ventilator ada juga alat kesehatan yang hilang, Defibrilator alat kejut listrik untuk mengembalikan irama jantung abnormal menjadi normal. alat ini Bantuan BNPB sebanyak 2 unit hilang merk Phillips Efficia itu satu unit harganya kalau tidak berubah RP. 203.445.524, nah RSUD Soekarno Babel menerima bantuan Defibrilator sebanyak 5 unit dari BNPB tahun 2022. Total anggaran 5 unit Defibrilator RP. 1.017.277.620,” ucap narasumber.

Di sisi lain, Kepala Bidang ( Kabid ) aset RSUD Soekarno Babel Badariah saat dikonfirmasi Redaksi INTRIK.ID Minggu ( 20/4/2025) sekira pukul 20 : 09 WIB. Menanyakan kebenaran hilangnya sejumlah alat kesehatan? Kabid tersebut mengatakan silahkan tanya Pimpinan.
“Waalaikumsalam wr wb. Kepimpinan aja …maaf.. terimakasih,” jawab Badariah.
Di hari yang sama, Demi mengungkapkan kebenaran informasi hilangnya alat kesehatan RSUD Soekarno Babel. Redaksi INTRIK.ID kembali konfirmasi dengan kepala sarana dan Prasarana saudara Danu. Hasil konfirmasi muncul narasi dari perangkat HP yang sudah tersistem.
“Terima kasih atas pesan Anda. Mohon maaf saat ini belum bisa menerima pesan atau panggilan, tetapi akan merespons secepatnya,” isi pesan WhatsApp ( WA )dalam perangkat Handphone ( HP ) .
Sesuai arahan Kabid aset RSUD Soekarno Babel Badariah untuk jawaban mengenai hilangnya alat kesehatan tanyakan kepimpinan. Redaksi INTRIK.ID mencoba konfirmasi Direktur RSUD Soekarno Babel Ira Ajeng Astried namun hingga pemberitaan ini dipublikasikan, orang nomor satu di jajaran RSUD Soekarno Babel itu belum menjawab konfirmasi.
Kalau memang benar terjadi kehilangan alat kesehatan di RSUD Soekarno Babel, mungkin publik bertanya bagaimana sistem pengamanan aset? bila terjadi tindak pidana pencurian luar biasa profesional pencurinya . Kemana alat Ventilator dan Defibrilator dijual? Mungkin kah ada keterlibatan orang dalam?