Scroll untuk baca artikel
Ekonomi/Bisnis

Batik De Simpor, Batik Motif Khas Belitung

555
×

Batik De Simpor, Batik Motif Khas Belitung

Sebarkan artikel ini
651a8cce19c4f
Foto: Pemilik galeri Batik De Simpor, Ira. (Ist)

INTRIK.ID, BABEL — Batik De Simpor memiliki motif khas Belitung yang bisa menjadi pilihan bagi pecinta fashion. Sesuai dengan namanya, batik miliki Ira Afriliana ini memiliki motif bunga Simpor yang merupakan tanaman khas Belitung.

Menurut wanita asal Belitung Timur itu, tidak mudah dalam membuat batik tulis dengan motif sendiri. Bahkan ia harus belajar selama lima tahun sejak 2012 hingga 2017.

“Membuat batik tulis tidak semudah yang dibayangkan. Sehingga kita belum berani untuk membuat batik sendiri dengan berbekal ilmu yang sedikit. Namun keinginan yang besar untuk membuat batik dengan motif khas belitung timur, membuat saya berani untuk memutuskan membuat usaha batik, meskipun masih banyak kekurangannya, dan saya membuat batik dengan canting cap,” katanya.

Melalui batik ecoprint PT Timah Tbk mendorong kelompok perempuan untuk mengenalkan potensi di wilayah mereka lewat karya batik.

Berawal dari situ, Ia terus mengembangkan usaha batiknya, Ia membuat beragam motif batik salah satunya yang khas ialah motif simpor. Simpor merupakan salah satu tanaman khas Belitung.

Dengan membatik, Ia mengenalkan keindahan Negeri Laskar Pelangi, beragam motif batik yang dibuatnya seperti daun Simpor, bunga Simpor, Keremunting, katis Rambai dan Ikan cempedik.

“Ciri khas salah satunya adalah batik daun Simporyang merupakan tumbuhan yang ada di Belitung Timur dan selalu menampilkan warna-warna yang cerah,” ceritanya.

Dengan dukungan dari PT Timah Tbk melalui program PUMK, usaha Ira terus berkembang, bahkan bisa memperkerjakan lima orang pekerja, namun sayangnya usahanya juga terdampak dari pandemi Covid-19 sehingga Ia terpaksa harus mengurangi tenaga kerja.

Tidak hanya memasarkan batik kepada wisatawan yang datang ke galeri mereka, Ira mulai mempromosikan produknya melalui media sosial dan mejangkau pasar digital.

“Awalnya usaha kita mulai berkembang, karena bahanbaku tersedia banyak, produksi meningkat. Wisatawan banyak berkunjung ke laskar Pelangi sehingga usaha kita mendapat imbas positif, banyak yang belanja,” ucapnya.

“Namun ditengah perjalanan, di tahun 2020 kita dilanda Covid-19, sehingga tempat wisata ditutup yang berakibat fatal bagi usaha batik. Kami terpuruk, pengrajin dikurangi, penjualan menurun ini terjadi hampir dua tahun. Masyarakat lebih memilih makanan daripada batik,” sambungnya.

Tak dipungkirinya, ia sempat putus asa, namun dirinya berusaha bangkit kembali dengan bahan baku dan bantuan permodalan dari PT Timah Tbk membuat Ia bisa terus bangkit dalam menjalankan usahanya.

Alhasil, Batik De Simpor kini kembali eksis, menghasilkan ragam batik yang unik dan menarik yang menjadi ciri khas dari Belitung Timur.

“Dalam setiap corak dan warna batik, ada semangat gotong royong, untuk bersatu dan bersama-sama membangun masa depan yg lebih baik, dan menjadi tekun dalam menjalani kehidupan,” ujarnya.

Kedepan, sebagai perajin batik, Ia berharap PT Timah Tbk dapat terus membantu para UMKM seperti dirinya untuk mengembangkan usaha mereka.

“Kami berharap PT Timah Tbk rutin mengadakan event di Belitung Timur, karena banyak memberikan dampak positif untuk UMKM,” katanya.

Home
Hot
Redaksi
Cari
Ke Atas