Scroll untuk baca artikel
Opini

Rendahnya Literasi Buat Masyarakat Percaya Hoax

288
×

Rendahnya Literasi Buat Masyarakat Percaya Hoax

Sebarkan artikel ini
Beranda 1 Tentang YLAI 1024x576 1
Foto: Ilustrasi. (Net)

Anggun Setia Devi
Mahasiswa Jurasan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung

Pada era saat ini minat baca masyarakat sangat minim dikarenakan mereka mulai terpaku ke media elektronik. Media elektronik ini memiliki dampak positif maupun negatif. Dampak positif biasanya mempermudah masyarakat dalam menjangkau segala aktivitas mereka, sedangkan dampak negatif masyarakat bermalas-malasan dalam menggali informasi, dengan kata lain (hoax). Padahal mereka hanya perlu membaca keseluruhan berita yang mereka terima agar terhindar dari berita hoax. Seperti contohnya saja, masyarakat sekarang sangat minim sekali kemampuan membacannya. Padahal kita tahu kemampuan membaca itu sendiri atau lebih singkatnya kita bisa menyebutnya literasi memiliki banyak sekali manfaat seperti menambah wawasan, mengembangkan kemampuan verbal, melatih kemampuan berpikir dan menganalisa serta membuat otak bekerja optimal serta masih banyak lagi manfaat lainnya.

Apabila minat baca tidak ditingkatkan , bukannya tidak mungkin apabila masyarakat percaya isu hoax, provokasi dan fitnah akan menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat. Munculnya berita bohong atau hoax sendiri karena kurangnya membaca keseluruhan berita yang dishare oleh orang. Sehingga masyarakat tanpa mengkonfirmasi kebenarannya sudah percaya dengan berita tersebut. Kejadian seperti ini mungkin sudah banyak terjadi dilingkungan sekitar kita. Budaya literasi adalah cara untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca dan menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan sebuah karya.

Tapi kita bisa meningkatkan budaya literasi dikalangan masyarakat ini dengan cara yang mungkin bisa sangat membantu yaitu dengan membangun perpustakaan umum di setiap daerah. Perpustakaan merupakan aset strategis untuk mendorong pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda disekitanya. Jangkauan yang luas dan inklusif menjadi keunggulan perpustakaan umum, sehingga semua anggota masyarakat tanpa terkecuali bisa memanfaatkan perpustakaan untuk pengembangan dirinya.

Akan tetapi, ketika perpustakaan umum itu dibangun ada beberapa prinsip budaya literasi yang menjadi acuan. Dikutip dari kompasiana pada tahun 2019 tanggal 20 september, ada satu prinsip dimana prinsip ini mungkin lebih sulit, karena apa? Jawabannya karena pada prinsip yang satu ini orang atapun masyarakat yang akan memulai kegiatan literasi harus dimulai dari kesadaran belajar ataupun sadar diri. Apa yang susah dari prinsip ini? Orang yang akan melakukan kegiatan literasi harus sadar terlebih dahulu betapa pentingnya kegiatan literasi tersebut. Membuat orang sadar diri bukanlah kegiatan yang sangat mudah, apalagi jika seseorang tersebut merupakan orang yang sudah tersbiasa dengan handphone. Mungkin kita akan memberi orang tersebut beberapa penjelasan tentang kegiatan literasi secara perlahan.

Bila prinsip budaya literasi dijalankan dengan seksama, maka akan terwujud masyarakat literat diindonesia. Literat adalah orang yang memiliki ketenangan dan kebijaksanaan dalam menyikapisebuah informasi, tidak mudah terpengaruhi, dan tidak reaktif terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya (HOAX) mengingat sekarang banyak sekali berita hoax yang tersebar dimedia sosial. Itulah arti serta cara agar mempermudah untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat, untuk membuat kegiatan literasi tidak membosankan, semua pihak masyarakat tidak terkecuali siapapun harus terlibat aktif dalam gerakan membudayakan literasi di perpustakaan umum tersebut. Untuk keadaan masa depan yang lebih baik. Karena intinya, setiap pikiran serta tindakan seseorang merupakan tanda level literasi pribadinya.

Dari hal tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dikalangan masyarakat dan juga generasi muda masih belum tahu betapa pentingnya belajar literasi. Kebanyakan orang hanya berpikir bisa menggunakan handphone untuk mencari berita. Jadi masyarakat beranggapan untuk apa mengikuti kegiatan literasi. Padahal penggunaan media elektronik yang yang digunakan hanya akan mengakibatkan dan menimbulkana banyak berita hoax yang bisa membuat keresahan dan membuat orang akan menjadi malas-malasan. Kasus-kasus hoax itu sendiri bisa menyebabkan timbulnya perpecahan antar masyarakat bahkan gerenasi muda yang akan datang, kasus ini bisa menimbulkan lingkungan masyarakat yang tidak harmonis. Oleh sebab itu, minat baca dimasyarakat harus lebih ditingkatkan agar kita bisa menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis.

Kegiatan literasi itu sendiri memiliki banyak sekali manfaat bagi kita, jadi tidak ada ruginya kita untuk mengikuti kegiatan literasi tersebut. Maka dari itu, kita sekarang harus belajar untuk membudayakan literasi. Agar kita bisa menjadi orang yang literat serta kita juga bisa membuat minat baca di negara kita ini meningkat.(*)