Scroll untuk baca artikel
Sosial

Dua Kasus Pencabulan Anak Dalam Empat Bulan, LBH Milenial: Pemda Tidak Memiliki Program Pencegahan

339
×

Dua Kasus Pencabulan Anak Dalam Empat Bulan, LBH Milenial: Pemda Tidak Memiliki Program Pencegahan

Sebarkan artikel ini
IMG 20230428 WA0002
Foto: Ketua LBH Milenial, Dodoy.

INTRIK.ID, BANGKA TENGAH – Kasus pencabulan anak di Bangka Tengah kembali terjadi, bahkan dalam empat bulan terakhir sudah terjadi dua kali.

Yang pertama terjadi di Kecamatan Sungaiselan dilakukan oleh oknum guru ngaji dimana korbannya sebanyak 8 orang. Dan terakhir di Kecamatan Namang yang dilakukan oleh pemuda 22 tahun ke adik kandungnya sendiri.

Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Milenial Peduli Bangka Tengah Dodoy mengatakan pemerintah Bangka Tengah tidak memiliki program pencegahan yang memadai.

“Gak tau program pencegahan apa yang dilakukan pemda Bareng untuk atasi kejahatan anak ini. Mereka juga belum maksimal dalam mengajak elemen masyarakat lainnya untuk pencegahan ini,” ucapnya kepada intrik.id, Jumat (28/4/2023).

Dodoy mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan sosialisasi terhadap anak agar lebih paham dan mengerti tentang hukum saat dilakukan tindakan asusila atau kejahatan kepadanya.

“Kami LBH Milenial saja sudah melakukan sosialisasi hukum agar anak-anak kita lebih paham dan berani untuk melaporkan kejahatan yang terjadi padanya untuk pencegahan kejahatan anak,” ungkapnya.

Menurutnya, Pemda Bangka Tengah selama ini belum maksimal melakukan program sosialisasi untuk melakukan pencegahan.

“Harusnya, semua elemen masyarakat diikut sertakan dan diajak diskusi soal pencegahan kejahatan terhadap anak, ” tutur ayah 2 orang anak itu.

Dodoy juga menegaskan, pihak LBH Milenial siap melakukan pendampingan hukum kepada anak-anak yang mendapatkan perlakukan kejahatan.

“Memang sudah jadi program kami untuk pendampingan hukum untuk anak yang menjadi korban kejahatan dan juga anak yang menjadi pelaku kejahatan didalam batas kewajaran kenakalan remaja, ” tegasnya.

Dodoy berharap, Pemda lebih bisa berkomunikasi dan juga berinteraksi lagi dengan semua pihak untuk melakukan pencegahan kejahatan terhadap anak.

“Minimal semua elemen atau pihak terkait dikumpulkan untuk mendiskusikan program apa yang bisa dijalankan bersama untuk melakukan pencegahan, ” tutupnya.