Scroll untuk baca artikel
Bangka Tengah

Nelayan Sulit Dapat BBM, Ari Yanuar: SPBU Dapat Fee

375
×

Nelayan Sulit Dapat BBM, Ari Yanuar: SPBU Dapat Fee

Sebarkan artikel ini
IMG 20220907 WA0001
Foto: Forkopimda bersama nelayan saat berdiskusi bersama di ruang rapat Bangka Tengah. (Erwin/intrik)

INTRIK.ID, BANGKA TENGAH — Masalah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi polemik dimasyarakat. Akibat hal tersebut, Forkompimda Bangka Tengah menggelar Focus Grup Discussion (FGD) membahas ini.

Dalam sesi tanya jawab antar nelayan dan Forkompimda, Memet (42) mewakili nelayan Arung Dalam-Koba mengungkapkan, gara-gara kenaikan BBM, pihaknya tak dapat lagi beli BBM jenis pertalite di SPBU untuk melaut lantaran pihaknya harus membeli memakai jerigen.

“Sebelum naik kita masih dikasih beli BBM pakai jerigen. Sekarang gak lagi. Padahal kita sebagai nelayan beli untuk melaut,” ungkapnya, Rabu (7/9/2022).

Ia juga mengatakan, nelayan yang tidak dapat BBM tersebut kalah dengan motor tangki modif. Bahkan sudah antri berjam-jam tidak mendapat jatah sama sekali.

“Gimana nelayan kita mau gerak, kita saja kalah sama pengerit jatahnya. Nelayan gak dapat, motor yang dimodif tangkinya dikasih. Kan kita kalah,” ucap Memet.

Menanggapi hal tesebut, Kepala Dinas Dinas Lingkungan Hidup Bangka Tengah (DLH) Ari Yanuar Prihatin mengatakan, masalah BBM ini sebenarnya sudah lama terjadi, termasuk permainan oknum di SPBU dan SPBN.

“Kita ini masalah sebenarnya karena pertamini. Mereka belinya di SPBU dan jual lagi diharga lebih besar di SPBU. Misal beli pertalite di SPBU 10 ribu dijual 12 ribu dan mereka pakai jirigen, padahal gak boleh. Ternyata SPBU dapat Fee. Ini juga terjadi untuk solar di SPBN,” pungkasnya.

“Masalahnya sekarang adalah, para pengerit ini yang membuat ketersediaan jadi berkurang dari seharusnya. Nah ini yang harus kita selesaikan. Ini jadi masalah saat saya jadi kepala perhubungan,” tambahnya.

Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Bangka Tengah Triono Aries Kurnia menjelaskan, ketersedian untuk solar dan spbu nelayan berdasarkan data yang masuk ke Pertamina dan sesuai data harusnya mencukupi.

“Data kita Pertalite untuk Nelayan ada 117.000 Liter dan Solar 400.000 liter. Data ini sesuai untuk kebutuhan seharusnya jika tidak ada yang berlaku curang,” jelasnya.

Menjawab hal tersebut, Bupati Bangka Tengah Algafry langsung memerintahkan agar Dinas Perikanan dan Kelautan serta perhubungan dan para Camat dan Kades agar memberikan data nelayan dan konsumsi BBM tanpa terkecuali agar mendapat jatah dan ketersediaan yang mencukupi.

“Kalau memang ada yang oknum yang bermain, kita akan tindak lanjuti bersama pak Kapolres tanpa terkecuali karena ini menyangkut hidup masyarakat,” tegasnya.

Ia juga mengatakan, akan langsung bertindak untuk menyelesaikan masalah nelayan ini.

“Kita sudah menyepakati untuk semua SPBU melayani masyarakat. Kita juga sudah minta semua SPBU dan depo Pangkal Balam untuk mealokasikan BBM untuk nelayan Koba-Perlang,” tuturnya.

Ditempat yang sama, Kapolres Bangka Tengah AKBP. Moch Risya Mustario akan menindak tegas semua oknum yang bermain dalam hal bahan bakar minyak ini.

“Kita bersama Bupati, Kejari dan Pengadilan sepakat dan akan langsung terjun melihat situasi di lapangan dan akan langsung menindaklanjuti oknum yang bermain dengan sanksi pidana. Kalau mereka ada bekingan anggota pun maka anggota itu akan langsung kita keluarkan,” tegas Kapolres.