Scroll untuk baca artikel
Pangkalpinang

Rusydi Sulaiman Sebut Pendirian Masjid Alifatunnisa Perkuat Ortodoksi Keislaman di Babel

215
×

Rusydi Sulaiman Sebut Pendirian Masjid Alifatunnisa Perkuat Ortodoksi Keislaman di Babel

Sebarkan artikel ini
IMG 20220205 175844
Foto: Dr Rusydi Sulaiman saat menyerahkan buku berjudul "Masjid Agung Sungailiat dalam Lintasan Sejarah" kepada H. Arfandi didampingi Wakil Bupati Bangka Tengah Herry Erfian dan Ketua MUI Bangka KH. Syaipul Zohri.

INTRIK.ID, PANGKALPINANG, — Pendirian Masjid Alifatunnisa di Lingkungan Kampak, Kelurahan Tuatunu, Kota Pangkalpinang sejalan dengan kansern Madania Center Bangka Belitung.

Pasalnya, selain fokus di bidang literasi Madania Center juga memiliki ortodoksi keislaman yang kuat untuk membangun peradaban di Babel.

Direktur Madania Center, Dr Rusydi Sulaiman mengatakan bahwa masjid merupakan elemen penting dalam kegiatan dakwah Islam. Selain itu, masjid adalah tempat suci yang dibangun atas dasar ketakwaan.

“Prinsip membangun masjid bagaikan membangun rumah di surga”, sudah menjadi keyakinan setiap muslim dalam hidupnya,” ungkapnya, saat mengisi ceramah agama dalam rangka peresmian masjid Alifatunnisa, Sabtu (5/2/2022).

Menurutnya, semangat pendirian masjid di seluruh pelosok Pulau Bangka dimulai dengan kedatangan ulama-ulama ke Pulau Bangka, ditambah dengan kedatangan ulama besar bernama Muhammad Afif yang merupakan orang tua Syaikh Abdurrahman Siddiq, sehingga terjadilah intensifikasi yang cukup kuat.

“Bersamaan dengan itu, terjadi pendirian masjid di masing-masing kampung di Pulau Bangka. Misalnya, diawali dengan pembangunan Masjid Jamik di Muntok, Masjid Jamik di Kotawaringin, dan Masjid Jamik di Desa Kemuja,” jelasnya.

Selain itu, Ketua I MUI Babel ini juga mengisahkan secara singkat awal mula islamisasi di Pulau Bangka. Yakni, masuknya orang-orang dari Arab ke Bangka bersamaan dengan kehadiran Kesultanan Samudera Pasai di Sumatera, kemudian kedatangan Kesultanan Johor Pangeran Sarah, Kesultanan Pagaruyung Minangkabau Raja Alam Harimau Garang, dan kedatangan Bupati Nusantara sebagai utusan Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten Islam, hingga Kesultanan Palembang Darussalam yang diawali oleh Sultan Abdurrahman sampai pada Sultan Badaruddin II.

Baru kemudian di pertengahan Abad ke-19, terjadilah rihlah imliah yang cukup kuat, ditandai dengan perginya orang-orang Bangka ke kota Mekkah untuk menuntut ilmu. Baik ilmu tauhid, syariah, fikih, akhlak berikut tasawuf, dan dasar-dasar ilmu yang lain seperti ulumul Qur’an, Ilumul Hadits, Bahasa Arab dan ilmu keislaman lainnya.

Pendirian masjid Alifatunnisa sendiri didanai oleh H Arfandi yang diresmikan langsung oleh Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman. Tak hanya itu, di lokasi tersebut juga dibangun rumah marbot untuk Ustadz Muhtarom yang nantinya akan mengelola kegiatan-kegiatan pembelajaran keislaman di bawah bimbingan Ustadz Amrullah.

Dalam kegiatan tersebut, Dr Rusydi Sulaiman juga memberikan buku berjudul “Masjid Agung Sungailiat dalam Lintasan Sejarah” kepada H. Arfandi didampingi Wakil Bupati Bangka Tengah Herry Erfian dan Ketua MUI Bangka KH. Syaipul Zohri.

Hingga saat ini, Madania Center Bangka Belitung sudah menerbitkan belasan buku, terdiri dari buku sejarah, pendidikan, biografi, agama dan umum.

Semua karya tersebut bisa diakses dengan mudah melalui smartphone di website resminya www.madaniacenterbabel.com (red)